Rasaaman yang sesungguhnya hanya bisa ditemukan di dalam apa yang tidak pernah bisa diambil dari Anda, Kita diciptakan untuk memiliki makna. Itulah sebabnya manusia mencoba metode-metode yang meragukan, seperti astrologi atau fisika, untuk menemukan makna tersebut. TUHAN, memberikan damai sejahtera yang sempurna kepada orang- orang
Padawaktu manusia memiliki gagasan yang salah tentang bentuk bumi, Alkitab menyebutkan bahwa bumi berbentuk lingkaran, atau bulat. Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan.” (Yesaya 9:5, 6, Terjemahan Baru) Yesus mengajar para pengikutnya untuk mendoakan pemerintahan itu, begini, ”Biarlah kerajaanmu datang
artinyakemuliaan manusia mula2, saat adam belum jatuh dosa, kemuliaan itu yang di kembalikan. saat adam belum jatuh dosa, adam tidak mengenal bahaya, celaka, karena segala mahluk tunduk kepada adam, apa yang dikatakan terjadi
Sungguhsangat disayangkan jika sebuah keluarga kristen sebagai pembawa, pengajar dan pelaku kasih dan damai sejahtera dalam kehidupannya lebih mementingkan keinginan untuk memperoleh kekayaan, jabatan, kekuasan dan kehormatan akan tetapi melupakan atau mengesampingkan cinta dan kasih sayang yang bersumber dalam Yesus
. Pastor Eric Chang Lukas 214 Matius 21-12 Hari ini, dengan kasih karunia Tuhan, saya akan menguraikan pesan yang dibawakan oleh para malaikat di Lukas 214. Perikop ini tentang para gembala yang sedang menjaga domba-domba mereka di malam hari. Tiba-tiba para malaikat muncul di hadapan mereka. Munculnya para malaikat bukanlah suatu hal yang aneh jika memang ada pesan penting yang harus disampaikan. Kata malaikat’ ini di dalam bahasa Yunaninya, anggelos memang berarti utusan’. Sebagai contoh, Yohanes Pembaptis, di Matius 1110, juga disebut sebagai anggelos. Di ayat 10 malaikat itu berkata “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan.” Sangat sedikit bayi yang bisa ditemukan berada dalam palungan. Jadi ini akan menjadi tanda yang aman karena sangat diragukan akan ada bayi lain yang lahir dan dibaringkan dalam palungan. Palungan adalah tempat bagi makanan ternak di kandang. “Dan tiba-tiba tampaklah bersama-sama dengan malaikat itu sejumlah besar bala tentara surga yang memuji Allah, katanya Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya.'” Tiga Prinsip Damai Sejahtera Dalam menguraikan tentang damai sejahtera, saya akan memberikan tiga hukum atau prinsip rohani yang ditemukan di dalam Kitab Suci. Di sekolah kita belajar mengenai hukum tentang materi, yang disebut ilmu fisika. Namun yang ingin saya sampaikan adalah hukum spiritual, hukum tentang kehidupan rohani. Kita belajar fisika untuk memahami segala sesuatu tentang sesuatu zat atau benda supaya kita dapat gunakan dan manfaatkannya dengan lebih baik. Dengan cara yang sama kita harus mengetahui hukum spiritual jika kita ingin mendayagunakan kekuatan rohani dan juga agar kita tidak melakukan kesalahan rohani. Hukum pertama Di mana ada Kekudusan di situ ada Damai Sejahtera Prinsip rohani yang pertama adalah bahwa damai sejahtera tidak dapat dipisahkan dari kebenaran atau kekudusan. Damai sejahtera dan kebenaran selalu berjalan beriringan. Itu berarti jika tidak ada kebenaran, maka tidak ada damai sejahtera. Hanya jika ada kebenaran atau kekudusan maka ada damai sejahtera. Allah tidak berkenan kepada dosa dan kepada mereka yang gemar berbuat dosa. Allah tidak berkenan kepada mereka yang jahat atau yang berkubang dalam kejahatan. Damai sejahtera dan Kekudusan Tak terpisahkan Apakah Anda mempunyai damai sejahtera? Damai sejahtera rohani yang mendalam. Anda tidak akan dapat mengalami damai sejahtera dan tidak akan mengerti arti damai sejahtera sepenuhnya sebelum Anda belajar untuk hidup berkenan kepada Allah. Damai sejahtera hanya akan Anda alami setelah Anda menyerahkan segenap hidup kepada-Nya dan hidup di jalan-Nya. Ada orang Kristen yang berkata, “Kau tahu, aku adalah orang Kristen, tetapi aku tidak punya damai sejahtera.” Mengapa sampai Anda menjadi Kristen tanpa memiliki damai sejahtera? Damai sejahtera bukanlah hal yang tanpa syarat, buka sekadar urusan dibaptis lalu Anda menerima damai sejahtera. Baptisan itu dapat diibaratkan seperti mengambil satu langkah untuk memasuki kerajaan Allah, namun masih ada satu perjalanan panjang yang harus Anda tempuh. Ada kehidupan yang harus Anda jalani sebagai warga kerajaan Allah, atau sebagai anggota keluarga Allah. Jika Anda bercita-cita untuk menjalani hidup yang selalu berkenan kepada-Nya dan berkata, “Aku gemar mengerjakan kehendak-Mu, ya Allah,” seperti yang Yesus katakan di Ibrani 107, maka orang semacam itu akan dipenuhi oleh damai sejahtera. Di mana ada kekudusan di situ ada damai sejahtera. Jika Anda tidak menikmati damai sejahtera, maka itu berarti Anda masih menyimpan dosa di dalam hati Anda. Dosa adalah unsur yang sangat mengganggu. Sisi negatif dari hukum rohani adalah di mana ada dosa, pasti akan ada keresahan dan kegelisahan. Walaupun Anda seorang yang kaya raya, Anda tidak akan dapat membeli damai sejahtera. Tak ada cara lain bagi Anda untuk memiliki damai sejahtera tanpa memiliki kekudusan. Tidak akan ada damai sejahtera jika ada ketidak-benaran di dalam hati Anda. Pesan yang dibawa oleh para malaikat ini adalah bahwa damai sejahtera itu ditujukan bagi mereka yang berkenan kepada Allah. Tak ada jalan lain. Anda bisa saja membeli obat penenang. Jika Anda punya uang, Anda bisa menikmati obat bius dan menelan obat tidur sampai Anda tidak mampu berpikir lagi. Atau Anda bisa minum minuman keras dan dimabukkan oleh alkohol. Pagi berikutnya, Anda terbangun dengan rasa sakit yang luar biasa di kepala Anda, damai sejahteranya hilang lagi, sampai Anda menenggak botol alkohol yang berikutnya. Anda tidak akan mendapatkan damai sejahtera dengan bahan-bahan kimia. Damai sejahtera tidak dapat dibeli. Anda tidak akan bisa mendapatkan damai sejahtera tanpa kekudusan. Inilah hukum rohani yang anehnya jarang dibahas di gereja sekarang. Bukti-bukti Alkitab Di dalam Alkitab, entah di dalam Perjanjian Lama atau Perjanjian Baru, Anda akan menemukan bahwa damai sejahtera dan kekudusan selalu beriringan. Banyak referensi Alkitab yang menegaskan hal ini. Sebagai contoh, di Ibrani 1214, Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan. Tanpa kekudusan, tidak ada yang akan melihat Allah, dan tanpa damai sejahtera, maka Anda tidak akan melihat Allah. Damai sejahtera dan kekudusan selalu berkaitan. Sebagai orang Kristen tentunya Anda sudah sangat memahami bahwa setiap kali Anda berbuat dosa, maka damai sejahtera Anda hilang. Pernahkah Anda mengalami itu? Tiba-tiba saja damai sejahtera Anda menghilang. Anda menjadi gelisah dan mudah tersinggung. Anda menjadi gugup dan tegang. Anda menjadi murung dan sedih. Malahan, kejiwaan Anda terganggu di saat Anda meninggalkan kekudusan dan kebenaran. Setelah Anda mengembalikan kekudusan dan kebenaran ke dalam hidup Anda, dengan segera damai sejahtera Allah membanjiri hati Anda. Anda tidak memerlukan obat penenang, alkohol atau segala macam tongkat penopang. Ungkapan yang sangat indah di Filipi 47 berkata, “damai sejahtera Allah akan menjaga hati Anda di dalam Kristus Yesus”. Terdapat juga beberapa ayat seperti 2 Timotius 222. Yang ini khusus ditujukan kepada orang-orang muda. Karena adanya beberapa dorongan alamiah, mereka bertindak ceroboh dan akibatnya mereka kehilangan damai sejahtera mereka. Sebagai contoh, di pasal 2, “Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan kebenaran atau righteousness, kesetiaan, kasih dan damai.” Perhatikan sekali lagi, di sini ada kesatuan antara kebenaran yang berada di awal daftar dan damai yang berada di akhir daftar dari empat kebajikan itu. Anda lihat bagaimana keduanya selalu berkaitan kebenaran dan damai sejahtera. Ayat itu dilanjutkan dengan “bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni”. Jika kita tidak mengerti apa itu kebenaran, maka Paulus menjelaskannya bagi kita sebagai hati yang murni. Ini sudah cukup gamblang. Kebenaran yang Paulus sampaikan di sini adalah kebenaran dari hati yang murni. Berbahagialah mereka yang berhati suci karena mereka akan melihat Allah. Tanpa kekudusan, tak seorang pun bisa melihat Allah. Orang yang berhati sucilah yang akan melihat Allah. Satu lagi contoh di 2 Petrus 314 yang juga berbicara tentang damai sejahtera. “Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini yaitu langit dan bumi yang baru, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia. Saat Anda tanpa cacat dan noda, berhati murni, mengasihi kebenaran, maka Anda akan mendapatkan damai sejahtera. Anda akan melihat bahwa di sepanjang Kitab Suci, damai sejahtera’ tidak dapat dipisahkan dari kebenaran’. Paulus menggunakan kata-kata seperti murni hatinya’, atau tanpa cacat dan noda’, semua itu adalah suatu ungkapan dari kebenaran dan kekudusan. Dia memakai ungkapan-ungkapan yang berbeda itu supaya kita tidak berusaha untuk memakai penjelasan-penjelasan teologis untuk mengaburkan makna kebenaran ini. Tidak! Paulus sedang berbicara tentang kekudusan yang praktis, kemurnian di dalam hati, keadaan tanpa cacat dan tanpa noda. Lalu bagaimana caranya mencapai kekudusan ini? Mari kita lihat 1 Tesalonika 523, “Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita. Allah adalah Allah damai sejahtera karena Dia adalah Allah yang kudus, yang adil dan Dia menjadikan kita kudus. Akan tetapi ingatlah juga, bahwa, sekalipun Anda adalah seorang Kristen dan umat pilihan, Allah bisa saja tidak berkenan kepada Anda. Dia tidak akan berkenan kepada Anda jika Anda menginginkan hal yang jahat dan mengasihi dosa. Inilah peringatan Paulus di 1 Korintus 105, sehubungan dengan kebinasaan umat Israel di padang gurun, “Tetapi sungguh pun demikian Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari mereka siapakah mereka ini? Mereka adalah para leluhur bangsa Israel. Di dalam ayat 1, ia berkata, “Aku mau, supaya kamu mengetahui, saudara-saudara, bahwa nenek moyang kita semua berada di bawah perlindungan awan dan bahwa mereka semua telah melintasi laut.” Dan di dalam ayat 5 dikatakan, bahwa sekalipun mereka telah diselamatkan dari Mesir. Allah tidak berkenan kepada bagian yang terbesar dari mereka.” Kata berkenan ini adalah kata yang persis sama dengan yang ada di dalam Lukas 214 – “damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya”. Namun apa yang terjadi pada leluhur mereka, umat pilihan yang nyata-nyata sudah diselamatkan secara ajaib dari Mesir? Ternyata Allah tidak berkenan dengan mereka! Ini yang saya khawatirkan, bahwa Allah tidak akan berkenan dengan sebagian besar dari orang Kristen di zaman ini. Dan Paulus saat itu sedang berbicara kepada orang-orang Kristen. Itulah sebabnya dia berkata di ayat 6 Semuanya ini telah terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah mereka perbuat. Peringatan bagi kita yang telah diselamatkan adalah agar kita tidak menginginkan hal-hal yang jahat seperti mereka. Camkanlah hal tersebut dengan baik. Hanya dengan pemahaman itu baru Anda bisa mengerti tentang makna dari pesan para malaikat. Mengapa mereka tidak berkata, “Damai sejahtera di bumi”? Tidak. Tak akan ada damai sejahtera di bumi. Tetapi “damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berhati benar” atau yang “berkenan kepada-Nya” atau yang “menyenangkan hati Allah”. Mengapa? Karena mereka mengasihi kebenaran. Tetapi, sekalipun sekarang ini Anda benar, tetapi jika Anda berpaling dari kebenaran dan hidup tanpa kemurnian di hati, maka Allah tidak akan berkenan dengan Anda. Apakah yang terjadi pada mereka yang berada di padang gurun, yang tidak berkenan kepada Allah itu? Di 1 Korintus 10, mereka semua mati di padang gurun. Mereka dibinasakan. Mereka diselamatkan keluar dari Mesir akan tetapi mereka mati di padang gurun. Paulus berkata, “Saya mau agar kalian mengingat hal tersebut. Semua itu tertulis sebagai peringatan bagi kita.” Di dalam Ibrani 1038, penulis surat Ibrani berkata, Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya. Akhir hidup orang ini juga akan berujung pada kebinasaan. Biarlah Ibrani 1038 menjadi peringatan bagi kita. Di 1 Tesalonika 43,7 dikatakan bahwa kita ini dipanggil untuk hidup kudus. Dan Kolose 315 memberitahu kita bahwa kita dipanggil untuk hidup di dalam damai sejahtera. Kita dipanggil untuk masuk ke dalam damai sejahtera karena kita dipanggil untuk menjadi kudus. Perjanjian Lama Menegakkan Hal yang sama Kita menemukan prinsip yang persis sama di Perjanjian Lama. Sebagai contoh di Yesaya 3217 atau di Yesaya 597-8, semuanya menyatakan prinsip ini secara jelas. Kebenaran atau keadilan ditemukan beriringan dengan damai sejahtera. Itu sebabnya mengapa Yesaya 5721 menyatakan Tuhan berfirman bahwa tak ada damai sejahtera bagi mereka yang jahat. Bagi orang-orang yang jahat, tidak ada damai sejahtera. Mereka tidak akan mendapatkan damai sejahtera baik di langit, di bumi atau pun di bawah tanah. Tidak tersedia damai sejahtera bagi mereka yang tidak mengasihi kebenaran. Terdapat suatu ucapan yang indah di dalam Mazmur 8511 – keadilan dan damai sejahtera akan bercium-ciuman. Sungguh indah! Kebenaran/keadilan dan damai sejahtera diibaratkan seperti sepasang burung. Mereka berpadu secara indah di dalam Alkitab. Anda tidak bisa memisahkan mereka. Itulah prinsip yang mendasar di dalam Kitab Suci dan saya harap agar Anda memahaminya secara mendalam. Hukum Kedua Damai sejahtera hanya ada di dalam Kristus Hukum rohani yang kedua adalah ini Damai sejahtera hanya ada di dalam Kristus. Prinsip pertama tadi juga terkandung di dalam prinsip yang kedua ini. Kristus adalah damai sejahtera kita karena dialah kebenaran kita. Sebagai contoh, di Efesus 214 disebutkan bahwa Kristus adalah damai sejahtera kita. Namun di dalam 1 Korintus 130, dikatakan bahwa Kristus adalah kebenaran dan kekudusan kita. Dia adalah damai sejahtera kita karena dia adalah kebenaran dan kekudusan kita. Bagaimana dia bisa menjadi damai sejahtera dan kekudusan kita? Kita baca pernyataan yang indah itu di dalam Yesaya 535 yang di dalam Authorized Version tertulis the chastisement of our peace was upon him LAI, ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya. Apakah artinya the chastisement of our peace ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita? Artinya adalah bahwa dia menanggung ganjaran itu untuk menjamin damai sejahtera kita. Dia menderita dalam rangka menegakkan damai sejahtera bagi kita – ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya. Dialah yang dapat membuat damai sejahtera itu menjadi mungkin kita peroleh. Karena kita ini adalah orang berdosa, maka kita berada dalam kutukan untuk tidak pernah memiliki damai sejahtera. Tak ada harapan bagi kita untuk memperoleh damai sejahtera. Namun di sinilah keindahannya, yaitu bahwa Yesus menegakkan damai sejahtera bagi kita. Dia membuka peluang bagi orang berdosa untuk menjadi orang benar dan, dengan demikian, memiliki damai sejahtera. Tidak ada jalan pintas untuk damai sejahtera. Kebenaran tidak dapat diabaikan. Anda harus memiliki kebenaran untuk memiliki damai sejahtera. Hal ini menjelaskan mengapa Yesus harus mati. Jika dia tidak mau menanggung hukuman atas dosa, maka tidak akan ada damai sejahtera. Kita tidak akan memperoleh damai sejahtera. Kita akan berada di bawah kutukan untuk selalu diliputi kegelisahan. Di dalam Alkitab, damai sejahtera selalu dikaitkan dengan kehidupan. Hidup dan damai sejahtera berjalan beriringan. Sebagai contoh, Roma 86, atau Maleakhi 25. Bagaimanakah cara Yesus mengamankan damai sejahtera bagi kita ini? Ya, melalui salibnya. Itulah makna dari ganjaran. Melalui salib, Yesus menegakkan damai sejahtera bagi kita. Pokok ini dapat kita lihat di Roma 51, Kolose 120 dan sebagainya. Diselamatkan berarti ditransformasi menjadi Manusia Baru Yang kedua, Yesus tidak sekadar menjalankan hukuman legal di salib yang membatalkan kuasa maut ke atas kita. Karena kalau sebatas itu saja, maka kebenaran itu masih eksternal bagi kita. Jika kebenaran itu hanya sebatas kulitnya saja, maka damai sejahteranya juga hanya pada kulitnya saja. Artinya, jika secara hukum saya dinyatakan benar, maka saya berada di dalam kedudukan hukum yang baru. Artinya, saya ditunjuk atau ditetapkan menurut hukum sebagai benar, dan itu adalah suatu kedudukan yang sangat luar biasa bagi seorang pelaku kejahatan. Dia yang bersalah dinyatakan tidak bersalah. Itu bagus. Tapi bagaimana dengan diri orang itu? Dia tetap saja pelaku kejahatan. Dan dosa-dosa yang pernah dia lakukan sebelumnya, tetap saja masih bisa dia lakukan lagi, dan dia akan kembali lagi ke meja pengadilan dengan tuduhan yang baru. Ini bukanlah kedudukan yang membawa kebahagiaan tentunya. Sekarang ini, seringkali khotbah-khotbah yang disampaikan berpusat pada keselamatan dan pengampunan saja. Pengampunan itu memang indah akan tetapi masih belum cukup. Membebaskan seorang pembunuh berdarah dingin dan berkata, “Baiklah, aku akan membayar hukuman atas dosanya dan dia diampuni.” Itu sangat bagus! Dengan demikian si pembunuh itu diampuni. Beranikah Anda membiarkan pembunuh ini keluyuran di jalanan lagi? Saya rasa orang yang melepaskan pembunuh itu berkeliaran lagi di jalanan adalah orang yang sangat tidak bertanggung jawab, karena pembunuh itu akan melakukan lagi aksinya. Atau seorang yang mengidap kleptomania, ketagihan mencuri, baiklah, dia telah mencuri sesuatu, dan Anda mengampuni dia karena dia berkata, “Aku menyesal.” Baik, Anda mengampuni dia. Lalu apa yang akan terjadi? Anda bebaskan dia, dan dia akan mencuri lagi. Keselamatan seperti itu bukanlah keselamatan yang utuh. Akan tetapi, itulah makna keselamatan yang sering dikhotbahkan sekarang ini. Padahal makna keselamatan lebih dari itu. Alkitab memberitahu kita bahwa diselamatkan berarti diubah menjadi manusia baru. Ini adalah perkara perubahan. Barangsiapa berada di dalam Kristus, maka dia adalah ciptaan yang baru. Itulah arti dilahirkan kembali, yaitu ia telah diubah! Itulah indahnya keselamatan. Dengan demikian, kita tidak sekadar dinyatakan benar secara hukum, tetapi Allah juga membentuk kita menjadi benar. Dia memberi Anda hati yang baru, begitulah kata-kata yang dipakai oleh Yehezkiel, Dia menaruh hati yang baru di dalam kita. Dia akan menyingkirkan hati batu dan menaruh hati daging, yaitu hati yang hidup di dalam kita. Yang mati dikeluarkan dan yang hidup dimasukkan. Kita diubahkan sepenuhnya. Kita dibuat menjadi benar. Itu sebabnya rasul Yohanes berkata di dalam suratnya yang pertama bahwa barangsiapa dilahirkan dari Allah tidak berbuat dosa. Watak yang baru di dalam diri Anda tidak berbuat dosa. Anda telah diubah! Anda telah ditransformasi! Sungguh indah! Transformasi adalah suatu proses Namun transformasi itu sendiri adalah suatu proses. Kita tidak serta merta menjadi baru dalam sehari. Sebagai orang Kristen, tentunya Anda tahu, betapa berat pergumulan melawan dosa itu. Penulis surat Ibrani berkata kepada orang-orang Ibrani, “dalam pergumulanmu melawan dosa, kamu belum sampai mengucurkan darah, kamu masih belum menuntaskan pergumulanmu“. Kita setiap hari berperang melawan dosa. Kita masih belum sempurna. Seperti kata Paulus di dalam Filipi 3, bukannya karena aku sudah sempurna, namun aku terus berlari ke depan. Artinya, kadang kala di dalam pergumulan kita melawan dosa, Anda akan mendapati bahwa damai sejahtera terganggu. Sebagai contoh, jika Anda membiarkan dosa meresap ke dalam hidup Anda maka Anda akan kehilangan damai sejahtera itu. Hubungan Anda dengan Allah masih bertahan. Damai sejahtera di permukaan masih terlihat, akan tetapi damai sejahtera yang di dalam hati hilang. Karena itu seorang Kristen yang belum membulatkan tekad di dalam hatinya untuk melawan dosa maka hidupnya sangatlah menderita. Sebagai contoh, Anda mungkin sedang bermain-main dengan suatu pikiran dosa dan untuk sesaat Anda menikmatinya. Tiba-tiba saja Anda mendapati bahwa damai sejahtera Anda menghilang. Pernahkah Anda mendapati hal semacam itu? Lalu muncullah pergolakan dan Anda tidak lagi menikmati dosa yang tadinya sempat Anda nikmati. Malahan sekarang dosa itu membuat Anda tidak tenang dan menderita karena Anda telah membiarkan sesuatu yang najis ke dalam hidup Anda. Anda kehilangan damai sejahtera yang seharusnya berhak Anda miliki di dalam Kristus. Itulah sebabnya mengapa kita harus senantiasa bergantung kepada Roh Kudus untuk selalu membawa kembali kekudusan dan damai sejahtera ke dalam hidup kita. Roh Kudus juga adalah Roh damai sejahtera. Sebagai contoh, di Galatia 522 kita lihat bahwa buah Roh adalah kasih, sukacita dan damai sejahtera. Ada ayat yang indah dari Mazmur 119165, Besarlah ketenteraman bukan sekadar damai saja melainkan damai yang besar pada orang-orang yang mencintai Taurat-Mu, tidak ada batu sandungan bagi mereka. Oh, sungguh indah Taurat Allah! Apa itu Taurat Allah? Bacalah ayat yang sebelumnya, yaitu ayat 164 Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil. Orang yang mengasihi hukum Allah adalah orang yang mengasihi keadilan/kebenaran. Itu sebabnya mengapa dia memiliki damai sejahtera. Orang yang mengasihi kebenaran dan membenci dosa adalah orang yang memiliki damai sejahtera yang besar. Tetapkanlah hati Anda dengan kasih karunia dari Allah untuk mengasihi kebenaran. Dan selanjutnya Anda akan mendapati damai sejahtera dari Allah membanjiri hati Anda. Tanpa Kekudusan tidak ada Damai Sejahtera Namun seringkali keselamatan disampaikan tanpa mengaitkannya dengan kekudusan. Sebagai contoh, ayat yang sering tidak dikutip seluruhnya adalah Roma 623, “Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita..” Jadi, di satu sisi Anda melihat pasangan dosa dengan maut. Di sisi lain Anda melihat di dalam Kristus Yesus ada hidup yang kekal. Saya yakin, tentunya Anda telah sering mendengar ayat ini dikhotbahkan. Akan tetapi satu unsur penting sering diabaikan. Apakah unsur yang sangat penting itu? Sering diberitakan bahwa Allah memberi Anda hidup yang kekal di dalam Kristus Yesus melalui iman tanpa peduli apakah Anda benar atau tidak. Tidak ditekankan kasih akan kebenaran dan hidup yang kudus. Kekudusan dibuang begitu saja karena kekudusan disamakan dengan mengerjakan hukum Taurat. Ini adalah kesalahan yang paling besar. Jika Anda melakukan kesalahan yang ini, maka Anda akan menjadi bagian dari mereka yang tidak bahagia, yang menyebut dirinya Kristen’ tetapi tidak tahu apa-apa tentang damai sejahtera. Dalam mengutip ayat ini kepada orang lain, Anda wajib menjelaskan juga ayat-ayat yang sebelum itu. Jangan pernah mengutip ayat keluar dari konteksnya. Apakah yang disampaikan oleh konteks yang ada di sini? Ayat yang berada persis sebelumnya, ayat 22 berbunyi, “Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal. Anda tidak memiliki hidup yang kekal dan damai sejahtera tanpa adanya pengudusan. Anda tidak akan memperoleh damai sejahtera tanpa kekudusan. Anda tidak akan mendapatkan hidup yang kekal tanpa kekudusan. Inilah hukum pertama yang saya uraikan tadi ini. Jika di dalam bidang teknik, maka ini bisa disamakan dengan prinsip pertama dari hukum termo-dinamika. Inilah hukum rohani yang penting untuk Anda pahami. Jika tidak, maka Anda akan membuat berbagai macam kesalahan yang mendasar. Di zaman sekarang ini, banyak yang memberitakan Injil tanpa memahami hukum rohani ini. Bayangkanlah seorang insinyur yang bekerja tanpa memahami prinsip yang pertama dari hukum termo-dinamika. Bencana macam apakah yang mungkin dia timbulkan? Jangan pernah memberitakan keselamatan seolah-olah Allah sedang membagikan hidup yang kekal sebagai hadiah gratis tanpa peduli apakah Anda akan melanjutkan hidup di dalam dosa atau tidak. Tidaklah benar bahwa selama Anda percaya kepada Dia, maka Anda boleh berbuat dosa sebanyak yang Anda mau. Tak ada ajaran Alkitab mengenai hal semacam itu. Baca sekali lagi ayat 22. Dia berbicara kepada orang-orang Kristen, dia tidak sedang berbicara kepada orang-orang non-Kristen. Dia berbicara kepada Anda Tetapi sekarang, setelah kamu kalian orang-orang Roma, kalian orang-orang Kristen dimerdekakan dari dosa lantas apa yang terjadi? dan setelah kamu menjadi hamba Allah. Dan apa artinya menjadi hamba Allah? Apa hasil dari menjadi hamba Allah? Hasilnya hasil dari menjadi hamba Allah adalah pengudusan kekudusan. Dia berbicara kepada orang-orang yang merupakan hamba Allah, para budak Allah. Mari kita tegaskan satu hal. Karunia hidup yang kekal ini diberikan kepada para budak Allah, yang sudah dibebaskan dari dosa dengan kasih karunia Allah, dan pemberian itu dilakukan di akhir pengudusan. Perhatikan baik-baik, apakah kesudahannya? Kesudahan itu berkaitan dengan pengudusan. Dan kesudahan dari pengudusan adalah hidup yang kekal. Di mana ada damai sejahtera, di sana ada kehidupan, yaitu hidup yang kekal. Di dalam hukum kedua disebutkan bahwa damai sejahtera hanya ada di dalam Kristus. Ini berarti hidup yang kekal dan keselamatan itu hanya ada di dalam Kristus. Ini juga berarti bahwa hanya saat Yesus datang ke dalam hidup saya, membebaskan saya dari belenggu dosa dan mengubah hidup sehingga saya menjadi budak Allah dan gemar mengerjakan kehendak Bapa di surga, maka pada akhir dari proses ini, datanglah hidup yang kekal. Karunia hidup yang kekal dari Allah diberikan pada akhir dari proses pengudusan. Itulah yang dikatakan oleh surat Roma. Bacalah ayat tersebut dengan teliti. Firman Allah selalu konsisten. Ia tidak pernah bertentangan di dalam dirinya sendiri. Seperti selarasnya ciptaan Allah yang di dunia, demikian pula keselarasan hukum rohani-Nya. Dunia rohani berfungsi dengan aturan-aturan dan ketepatan sebagaimana yang terlihat di dunia materi, karena Allah-lah yang menciptakan keduanya, yang rohani dan yang jasmani. Hukum Ketiga Yang Baik dan yang Jahat adalah Lawan yang tak dapat disatukan Hukum rohani yang ketiga dan yang terakhir adalah Kebenaran pasti ditentang oleh kejahatan. Atau dengan kata lain, hukum rohani ini menyatakan bahwa yang baik dan yang jahat adalah lawan yang tidak dapat disatukan. Mereka tidak akan pernah dapat disatukan. Anda tidak akan pernah dapat mempersatukan yang baik dan yang jahat, entah dalam diri satu orang atau pun di dalam dunia. Keduanya adalah dua kuasa yang tidak mungkin berdiri berdampingan secara bersama-sama. Mereka akan selalu berada dalam keadaan saling berlawanan dan salah satunya akan dikalahkan. Itulah alasan mengapa Anda tidak akan pernah dapat memiliki damai sejahtera jika Anda membiarkan kebenaran dan kejahatan hadir bersama-sama di dalam diri Anda. Itulah sebabnya Kitab Suci menuntut komitmen total dari kita. Tak ada orang yang lebih sengsara daripada mereka yang tidak berkomitmen secara penuh. Dia menyerahkan separuh hidupnya dan yang separuh lagi tidak diserahkan. Yang separuh baik dan yang separuh lagi jahat. Separuh terang, separuh gelap. Dia tidak di sini, juga tidak di sana. Orang seperti itu akan hidup dalam kekacauan yang paling parah! Sangatlah tidak adil jika kita berkata kepada orang bahwa dia bisa menjadi Kristen tanpa memberitahu dia bahwa dia harus menetapkan dengan tegas kemana dia berpihak. Sama seperti kata Yosua kepada umat Israel, “Jika Allah itulah Tuhan, maka sembahlah Dia. Tetapi jika berhala-berhala itulah tuhan, jika Baal adalah tuhan, maka sembahlah mereka. Tetapi janganlah mencoba untuk berdiri di tengah-tengah dan menyembah dua-duanya.” Jika uang adalah tuhan Anda, maka silakan Anda menyembah uang. Akan tetapi jika Allah yang hidup adalah Tuhan Anda, maka sembahlah Allah yang hidup. Jangan mencoba untuk menyembah keduanya. Jika Anda mencoba untuk menyembah keduanya, maka Anda akan masuk ke dalam kekacauan yang begitu hebat sehingga Anda mungkin berharap untuk tidak dilahirkan sama sekali! Jangan jadikan hidup Anda medan pertempuran Inilah prinsipnya yang baik dan yang jahat tidak akan pernah bersatu. Mereka akan selalu berada dalam pertentangan satu dengan yang lain. Jika Anda membiarkan keduanya ada di dalam diri Anda, maka hidup Anda akan mereka jadikan medan perang. Apakah Anda ingin hidup Anda dijadikan medan perang antara kebaikan melawan kejahatan? Apakah Anda ingin Roh Kudus dan setan berperang memperebutkan Anda di sepanjang hidup Anda? Tahukah Anda apa yang terjadi dengan daerah-daerah yang menjadi medan pertempuran? Bangunan-bangunan dijatuhi bom, ladang-ladang dibakar, segala sesuatunya hancur berantakan. Dan saya lihat begitu banyak orang Kristen yang hidup dalam keadaan yang berantakan karena peperangan berkutat di dalam dirinya sendiri. Ini adalah suatu bencana. Saya dibesarkan dalam suasana perang. Saya tahu apa akibat perang terhadap suatu negara. Dengan mata saya sendiri, saya pernah melihat peperangan. Mereka bertempur tepat di sekitar saya – senjata mesin dan meriam dan tank, dan pertempuran berlangsung di mana-mana! Orang-orang mati di jalanan. Apakah Anda ingin menjadikan hidup Anda sebagai medan perang? Jika tidak, maka berkomitmenlah sepenuhnya. Putuskan dengan tegas kemana Anda akan berpihak, dan katakan, “Tuhan, dengan kasih karunia-Mu, aku menetapkan untuk berpihak ke sini dan aku akan bertahan di sini.” Kata stand berdiri, berpihak, bertahan’ adalah kata yang digemari oleh Paulus. Berdirilah tegak, katanya, dalam segala perlengkapan senjata Allah. Bertahanlah dan jangan pernah menyerah kepada yang jahat. Ini adalah hukum yang fundamental. Tak akan ada damai sejahtera di dunia Di dunia ini tidak akan ada damai sejahtera. Saya adalah seorang yang realis memandang secara apa adanya. Seorang Kristen adalah seorang yang realis. Di dunia ini, tidak akan ada damai sejahtera. Mengapa? Jika Anda memahami hukum rohani yang satu ini, maka Anda akan tahu mengapa. Karena di dunia ini ada pihak yang jahat. Dan pihak yang jahat menentang pihak yang baik. Itulah sebabnya akan selalu ada perang di dunia ini. Selagi kerajaan Allah belum menegakkan kuasanya atas bumi dan menyapu kejahatan dari bumi, kejahatan masih akan ada. Setiap orang yang memberitakan injil sosial dan mengira bahwa ia dapat menegakkan damai sejahtera di muka bumi ini adalah orang yang belum mengerti persoalan yang ada. Karena kejahatan tidak dapat dikalahkan dengan kekuatan senjata. Anda tidak akan dapat menyingkirkan kejahatan dengan kekuatan senjata, sama dengan kebaikan tidak dapat disingkirkan oleh kekuatan senjata. Tidak akan berhasil. Anda tidak dapat memakai sarana fisik untuk menegakkan damai sejahtera. Saya telah memikirkan hal ini cukup lama karena saya sangat prihatin dengan dunia tempat tinggal kita. Ambisi saya dahulu adalah menjadi orang militer. Mudah-mudahan menjadi seorang jendral yang hebat, mungkin menjadi panglima perang, atau menjadi panglima tertinggi, supaya dengan kekuatan militer saya dapat menegakkan perdamaian. Saat itu saya sangat bodoh, sama bodohnya seperti para politikus zaman sekarang. Damai sejahtera tidak dapat ditegakkan di bumi dengan kekuatan manusia, kekuatan militer, atau kekuatan ekonomi. Lihatlah bagaimana negara-negara dengan standar kehidupan yang tinggi diisi oleh masyarakat dengan tensi darah dan tingkat bunuh diri yang tinggi. Tak ada satupun negara miskin yang mampu menyaingi negera-negara maju’ itu dalam hal statistik bunuh diri. Sedemikian parahnya tingkat gangguan mental yang dialami negara-negara yang berekonomi maju. Manusia tidak punya sarana apapun untuk mengatasi kejahatan. Tidak ada senjata yang dapat diandalkan untuk mengatasi kejahatan. Boleh saja manusia mengembangkan bom hidrogen, bom kobalt, bom atom, atau bom jenis apapun itu, akan tetapi tetap saja dia tidak dapat mengembangkan senjata yang bisa mengalahkan kejahatan. Hanya di dalam Kristus ada damai sejahtera. Hanya dia yang memiliki kuasa untuk mengatasi kejahatan. Apakah Anda ingin berbuat sesuatu bagi dunia ini? Kita harus memiliki keprihatinan pada dunia tempat tinggal kita ini. Akan tetapi kita juga harus menjadi orang yang realis. Tidak ada satupun cara bagi kita untuk menegakkan damai sejahtera di dunia ini selama kejahatan masih ada. Demikianlah, entah di dalam kehidupan pribadi Anda mau pun di dunia ini secara umum, hukum yang mendasar ini selalu berlaku. Kita bisa saja menikmati suatu masa tanpa ada peperangan, karena negara-negara yang bersaing itu tidak cukup kuat untuk mengalahkan lawannya. Jadi, di permukaannya kita menikmati gencatan senjata, akan tetapi kita tidak akan pernah memiliki damai sejahtera dalam arti yang sesungguhnya. Itu sebabnya di Matius 1034 Yesus berkata, “Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang.” Pernyataan ini, secara sekilas tampaknya bertolak belakang dengan pesan yang disampaikan oleh para malaikat. Akan tetapi tidak demikian. Pernyataan ini justru menguraikan tentang prinsip yang ketiga bahwa Yesus tidak datang untuk membawa damai ke dunia ini. Ingatlah bahwa pesan yang dibawakan oleh para malaikat itu berbunyi “Damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya“, bukan sekadar damai sejahtera di atas bumi. Alkitab tidak pernah menjanjikan damai sejahtera bagi bumi, melainkan damai sejahtera bagi orang yang benar, bagi orang yang berkenan kepada Allah dan yang mengasihi kebenaran. Kedatangan Yesus ke dunia ini sebenarnya justru meningkatkan peperangan melawan kejahatan. Itulah sebabnya dia tidak datang membawa damai melainkan pedang, karena yang baik dan yang jahat tidak dapat disatukan. Banyak orang yang bingung memahami Matius 1034. Jika Anda mengerti hukum rohani atau hukum kehidupan rohani yang ketiga ini, maka Anda akan memahami dengan sempurna apa yang dikatakan oleh Yesus. Setelah Yesus datang ke bumi, konflik antara yang baik dan yang jahat malahan semakin meruncing karena kekuatan kebaikan yang besar sedang hadir di bumi. Alasan mengapa konflik itu semakin meruncing disampaikan oleh Yesus di Yohanes 319, yaitu karena manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang. Kecenderungan masyarakat adalah lebih memilih kegelapan. Itulah sebabnya mengapa tidak akan ada damai sejahtera. Selama manusia belum diubah, maka keadaan dunia ini tidak akan dapat diubah. Percuma saja berusaha mengubah suatu negara tanpa mengubah masyarakatnya. Anda bisa saja mengubah perekonomiannya, angkatan perangnya, pendidikannya, akan tetapi selama manusianya sendiri masih manusia berdosa maka tidak akan ada damai. Manusia sekalipun dia adalah pendosa yang terdidik, pendosa yang makmur, pendosa jenis apapun itu namun dia tetap seorang yang berdosa. Tidak akan ada damai sejahtera di muka bumi ini sebelum kerajaan Allah hadir. Itulah sebabnya mengapa kita berdoa, “Datanglah kerajaanMu, jadilah kehendakMu di bumi seperti di surga.” Saat datangnya kerajaan adalah saat berhentinya kejahatan manusia yang lebih menyukai kegelapan daripada terang. Hanya setelah kehendak Allah terlaksana maka akan ada damai sejahtera. Orang Kristen pasti akan menderita di dunia ini Lalu di mana posisi kita sebagai orang Kristen di dalam terang pemahaman hukum yang ketiga ini? Posisi kita sederhana saja. Jika kita orang benar maka kita pasti akan menderita di dunia ini. Semakin benar Anda, semakin baik Anda, maka semakin keras penolakan dan kepahitan dan aniaya yang akan Anda hadapi. Bersyukurlah kepada Allah akan hal tersebut. Karena itu berarti bahwa Anda masuk ke dalam golongan mereka yang baik karena Anda sudah menjadi target setan. Setan sedang bangkit menyerang Anda. Itu sebabnya, setiap orang Kristen yang memahami prinsip yang ketiga ini tidak akan bingung jika segala sesuatunya mulai tidak beres. Anda ingin berbuat sesuatu bagi Tuhan dan segala sesuatu mulai tidak beres. Jika Anda memahami prinsip yang ketiga ini, maka Anda akan mengerti bahwa hal tersebut pasti terjadi. Saya katakan ini kepada setiap orang Kristen yang masih baru. Setiap orang Kristen, setiap orang yang berpihak kepada Kristus, bersiaplah menghadapi masalah, karena ada hukum yang menyatakan bahwa yang baik dan yang jahat tidak bisa diperdamaikan. Semakin baik Anda, maka akan semakin besar penolakannya. Contohnya Yesus, sedemikian keras penolakan terhadap dia sehingga dia dibunuh. Tak seorang pun dari kita yang sedemikian baik dan benar sehingga sampai menerima aniaya seburuk itu. Semakin Anda melangkah maju di dalam kehidupan rohani, semakin benar dan kudus hidup Anda, maka akan semakin besar pula perlawanan dan kebencian yang akan datang kepada Anda. Seperti yang dikatakan oleh Yesus, “Karena dunia membenci Aku, maka dunia juga akan membenci kamu.” Jadi bersiaplah. Jangan kaget jika hal-hal tersebut mulai berdatangan. Seperti yang dikatakan oleh rasul Petrus, janganlah mengira bahwa sesuatu yang aneh sedang terjadi jika aniaya mulai datang melanda kamu. Pahamilah hukum rohani bahwa yang baik dan yang jahat selalu berada dalam konflik yang tak terdamaikan. Damai sejahtera datang ke dunia ini hanya di dalam hati Namun walaupun konflik yang terjadi itu sangatlah hebat, tetapi damai sejahtera yang ada di dalam hati sangatlah indah. Itu sebabnya mengapa Yesus berkata kepada murid-muridnya di Yohanes 1633, “Di dunia ini, kamu akan mengalami kesukaran, kamu akan menderita, kamu akan dianiaya, tetapi di dalam Aku, kamu akan memiliki damai sejahtera.” Artinya, mereka akan menikmati damai sejahtera yang sangat indah di dalam Kristus. Saya bersyukur kepada Allah akan adanya damai sejahtera yang sangat indah di dalam hati ini. Di luar, kita berhadapan dengan masalah, konflik, kesukaran, kepahitan dan kecaman. Akan tetapi di dalam, ada damai sejahtera yang tak bisa diambil oleh orang lain. Itulah sebabnya mengapa ketika berada di penjara, rasul Paulus bisa bersukacita. Saat kita mempelajari surat Filipi, kata kunci di surat itu adalah sukacita. Mengapa seseorang dapat memberi ucapan syukur saat berada di penjara? Karena adanya damai sejahtera yang luar biasa di dalam hati ini. Di luarnya, dunia sedang bergejolak, akan tetapi di dalam, hati Anda dijaga, dilindungi oleh damai sejahtera dari Allah. Kata Paulus di dalam Filipi 47, damai sejahtera melindungi hati kita seperti benteng. Apakah Anda ingin menikmati damai sejahtera? Inginkah Anda menikmati damai sejahtera hari ini? Dapatkah Anda berkata dengan setulus hati bahwa Anda bersedia? Maka pahami dan terapkanlah ketiga hukum rohani itu. Pahami bahwa tanpa kekudusan maka tidak akan ada damai sejahtera. Jadi, bereskanlah hubungan Anda dengan Allah. Bersihkanlah segala dosa. Akui segala dosa dan katakan, “Tuhan, ubahlah sikap hati saya. Mengapa saya begitu mencintai dosa? Jadikanlah saya mencintai apa yang baik, yang benar.” Dan yang kedua, pahami bahwa damai sejahtera itu hanya ada di dalam Kristus. Mendekatlah kepadanya; berpeganglah padanya. Tanpa dia, Anda tidak akan pernah memiliki damai sejahtera. Dan yang ketiga, pahamilah bahwa damai sejahtera datang ke dunia ini hanya di dalam hati Anda. Ini karena di luar ada kejahatan. Yang baik dan yang jahat akan selalu bertentangan. Bersiaplah untuk masuk ke dalam konflik. Bersukacitalah di dalam konflik itu karena dengan demikian Anda tahu bahwa Anda berada di pihak yang baik dan pemihakan Anda diperhitungkan oleh mereka yang jahat, dan itulah sebabnya mereka yang jahat itu mulai menentang Anda. Namun pastikanlah satu hal, dan saya mohon, jangan jadikan hidup Anda sebagai medan perang. Biarlah konflik itu terjadi di luar sana. Jangan biarkan konflik itu terjadi di dalam diri Anda’ Saya teringat ketika pertama kali saya bertemu dengan Kristus, saya bertemu dengan kedamaian. Di lapangan penjara Komunis China di Shenzhen, tak jauh dari perbatasan Hong Kong. Saya bertemu dengan Allah untuk pertama kalinya. Saya sudah sering bersaksi tentang kejadian pertama kali saya bertemu dengan Allah dan saat Dia menjawab seruan saya. Pengalaman pertama yang saya alami adalah damai sejahtera yang tak terlukiskan di dalam hati. Saya tidak memahaminya saat itu. Saya tidak mengerti tentang hukum-hukum rohani saat itu. Namun sekarang saya mengerti apa artinya semua itu, saat pertama kali Anda bertemu dengan Allah, itulah saat pertama kali Anda masuk ke dalam damai sejahtera. Saya harap Anda akan sering merenungkan tentang ketiga hukum rohani itu. Ketiga hukum itu bisa mengubah hidup Anda. Dan jika Anda sudah memahami hal-hal tersebut, maka Anda tidak akan salah jalan di dalam kehidupan rohani Anda. Maka pesan yang disampaikan oleh para malaikat akan menjadi kenyataan di dalam hidup Anda. “Damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya – yaitu orang-orang yang benar.” Berikan Komentar Anda
Pada Advent minggu kedua ini kita diingatkan kembali akan istilah “damai sejahtera”, sebuah istilah di dalam Alkitab yang penting serta memiliki makna yang luas dan dalam. Di dalam Perjanjian Lama, kata yang sering diterjemahkan menjadi “damai sejahtera” adalah kata šālôm. Kata šālôm pada dasarnya berarti “keutuhan” wholeness keutuhan yang nyata dan seseorang yang utuh. Dalam hal ini, šālôm mencakup keharmonisan sosial, pertumbuhan yang tidak terhambat, serta perwujudan yang penuh dari jiwa. Selain itu, kata šālôm juga berarti “kesejahteraan” well-being atau welfare. Dalam hal ini, ada penekanan akan hal-hal yang materi, seperti kesehatan tubuh, kemakmuran, dan kecukupan. Ketika šālôm dikaitkan dengan kebersamaan, kata tersebut kurang lebih berarti “damai sejahtera”. Di dalam beberapa bagian Alkitab, šālôm menyatakan hubungan yang bersahabat antar bangsa ataupun antar individu. Dengan demikian, kata šālôm dihubungkan dengan perjanjian. Sebuah perjanjian akan memprakarsai atau memeteraikan kerukunan atau persahabatan Yosua 915, Yehezkiel 3425. Di dalam Kitab Yehezkiel, Allahlah yang mengadakan perjanjian damai, sehingga istilah šālôm bisa terekspresikan dalam relasi antara Allah dengan umat-Nya lihat Yesaya 5410 Meskipun ada arti materi di dalam kata šālôm, tetapi kata šālôm selalu merupakan istilah keagamaan karena semua berkat dipandang datangnya dari Tuhan. Di dalam Hakim-Hakim 624 kata šālôm diterjemahkan sebagai “keselamatan”. Allah menyelenggarakan damai di tempat-Nya yang tinggi Ayub 252, tetapi Allah juga menjanjikan damai bagi kita, memberkati umat-Nya dengan kedamaian, dan menghendaki kesejahteraan dari para hamba-hamba-Nya. Damai yang Allah berikan pastilah serba cukup. Dalam pesan-pesan nubuatan di Kitab para nabi, šālôm adalah istilah kunci yang menggambarkan nabi yang asli dibandingkan dengan mereka yang menjanjikan damai sejahtera yang palsu. Nabi Yehezkiel, contohnya, menghadapi nabi-nabi palsu yang seperti ini. Yehezkiel 1316. Nabi yang asli akan menubuatkan tentang šālôm Yeremia 289. Permasalahan tentang nabi palsu bukanlah karena tidak ada pesan yang sejati tentang damai sejahtera, namun bahwa mereka menafsirkan damai sejahtera sebagai sesuatu yang murni bersifat politis, mengabaikan dosa umat Allah, dan oleh karena itu gagal untuk melihat atau menyerukan penghakiman yang akan datang. Kekalahan Israel pada tahun 597 dan 586 membuka pintu bagi janji damai sejahtera yang sejati dari Allah di dalam pengertian yang lebih luas dan lebih penuh. Oleh karena itu Nabi Yeremia menyerukan bahwa rancangan Allah adalah rancangan damai sejahtera Yeremia 2911 dan Nabi Yehezkiel menyatakan bahwa Allah akan mengadakan perjanjian damai Yehezkiel 3425. šālôm bukan hanya berarti tidak adanya perang atau konflik, namun juga damai sejahtera yang dikaitkan dengan hidup benar di hadapan Allah dengan menaati perintah-perintah-Nya Yesaya 4818 dan menjadi murid Tuhan Yesaya 5413. Janji akan šālôm di dalam pengertian yang lebih luas juga berkaitan dengan pengharapan eskatologis. Ketika pemulihan Firdaus dinubuatkan, perdamaian antar bangsa dijanjikan Yesaya 23-4, dan raja yang membawa damai akan datang Zakharia 99-10. Mesias yang dijanjikan akan menjadi Raja Damai Yesaya 95 dan akan menjaga serta menjamin damai sejahtera yang abadi Yesaya 96 – karena Dialah damai sejahtera itu sendiri Mikha 55. šālôm jarang sekali dimaksudkan sebagai sesuatu yang individualis. Shalom selalu menemukan perwujudan keluar secara sosial. Dalam Perjanjian Baru istilah eirḗnē Yunani dipakai untuk menerjemahkan istilah šālôm. Eirḗnē secara terutama menyatakan sebuah status, bukan sebuah relasi ataupun sikap. Kata eirḗnē pertama-tama digunakan dalam salam pembuka di dalam kisah Injil dan di dalam penulisan surat-surat serta salam penutup 1 Pet 514. Sejalan dengan Perjanjian Lama, kata eirḗnē pun digunakan ketika menyebutkan mengantar kepergian Markus 534, Kis. 1533. Namun arti yang sesungguhnya dalam Perjanjian Baru tentunya memiliki pengertian yang lebih dalam tentang keselamatan. Hal ini mencakup kerukunan antar manusia Kis. 726 dan juga damai dengan Allah. Eirḗnē dalam arti yang paling luas berarti suatu kondisi yang normal akan segala hal. Di dalam 1 Korintus 1433 Rasul Paulus menyatakan bahwa damai sejahtera adalah kondisi yang seharusnya terjadi, kontras dengan kebingungan yang diakibatkan oleh nubuatan yang kacau di Korintus. Damai sejahtera adalah sesuatu yang Allah kehendaki, bukan hanya bagi jiwa manusia, tetapi bagi seluruh ciptaan. Istilah eirḗnē juga berarti keselamatan eskatologis atas manusia seutuhnya. Pengertian ini didasarkan atas pengertian akan istilah šālôm di dalam Perjanjian Lama. Oleh karena itu, di dalam Lukas 179 eirḗnē adalah keselamatan eskatologis yang dinanti-nantikan. Di dalam Lukas 214 dinyatakan bahwa damai sejahtera adalah keselamatan yang sekarang telah datang ke dalam dunia. Damai sejahtera telah datang sebagai sebuah peristiwa sejarah di dalam pribadi Kristus Wahyu 1210. Kristus adalah raja damai sejahtera Ibrani 72, Injil adalah Injil damai sejahtera Efesus 615. Kristus meninggalkan damai sejahtera bagi murid-murid-Nya Yohanes 1427, yang akan menolong mereka menghadapi penderitaan akibat penganiayaan yang akan mereka alami Yohanes 1633. Ketika para murid pergi di dalam nama Kristus, mereka menawarkan damai sejahtera Lukas 105-6. Kita harus berusaha hidup damai dengan semua orang Ibrani 1214. Damai sejahtera akan memelihara hati dan pikiran kita Filipi 47 dan memerintah dalam hati kita Kolose 315, meski dalam relasi dengan sesama terkadang mungkin akan menghasilkan sesuatu yang bertentangan dengan damai Matius 1034-35. Makna lain bagi eirḗnē adalah damai sejahtera bagi jiwa. Roma 1513 menyatakan bahwa damai sejahtera bagi jiwa dimungkinkan hanya oleh karya keselamatan Allah yang memulihkan kita. Istilah eirḗnē dalam Perjanjian Baru juga berarti damai dengan Tuhan. Hukum Taurat telah memisahkan orang Yahudi dengan orang Yunani serta memisahkan Israel dengan Allah, dan Kristus sebagai damai sejahtera telah memulihkan kedua relasi tersebut, karena Dia telah meruntuhkan tembok permusuhan dengan memperdamaikan kita dengan Allah Efesus 214-18, Roma 51. Selain itu, istilah eirḗnē juga berarti damai antara satu dengan yang lain. Ketika Paulus dalam Roma 1417 berkata bahwa Kerajaan Allah adalah soal damai sejahtera, dia menyatakan bahwa peraturan Allah adalah peraturan yang tidak melibatkan kejahatan dan perselisihan, oleh karena itu Paulus mengundang kita untuk mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera ay. 19, baik dengan saudara seiman maupun dengan semua orang. Sebagai kesimpulan, hidup yang memiliki damai sejahtera yang sejati adalah sebuah hidup yang utuh yang hanya bisa didapatkan di dalam Kristus. Ketika kita menerima Kristus, kita menyadari bahwa kita hidup di dalam kesejahteraan. Hati kita dipenuhi dengan kecukupan karena kita menyadari bahwa Allah telah begitu memberkati kita. Jiwa kita tenang karena kita telah didamaikan dengan Allah serta memiliki relasi yang intim dengan-Nya di setiap waktu. Dalam hubungan kita dengan Allah, kita mengalami pertumbuhan rohani di dalam keserupaan dengan Kristus. Selain itu, kita bebas dari rasa bersalah dan hukuman karena kita hidup kudus dan benar sesuai Firman Allah. Jiwa kita juga tenang karena kita memiliki hubungan yang baik dengan anggota keluarga, saudara seiman, rekan sekerja atau rekan bisnis, komunitas dimana kita tinggal, bahkan dengan semua orang. Tidak ada konflik, perselisihan, atau dendam, namun sebaliknya, kita mengisi hidup dengan mengusahakan kesejahteraan bagi mereka. Kita juga memiliki pengharapan pasti akan keselamatan kita dan oleh karena itu kita tidak takut akan penghakiman yang akan datang. Kita siap menyambut kedatangan Yesus yang kedua kalinya.*[YS]
Latihan Soal Online - Latihan Soal SD - Latihan Soal SMP - Latihan Soal SMA Kategori Semua Soal ★ PTS IPS Tema 6 SD Kelas 6 / Soal no. 12 dari 15Akibat jika masyarakat tidak sejahtera yaitu … A. pemerintah jadi peduli B. meningkatnya kejahatan C. harga barang diturunkan D. masyarakat amanPilih jawaban kamu A B C D E Latihan Soal SD Kelas 1Latihan Soal SD Kelas 2Latihan Soal SD Kelas 3Latihan Soal SD Kelas 4Latihan Soal SD Kelas 5Latihan Soal SD Kelas 6Latihan Soal SMP Kelas 7Latihan Soal SMP Kelas 8Latihan Soal SMP Kelas 9Latihan Soal SMA Kelas 10Latihan Soal SMA Kelas 11Latihan Soal SMA Kelas 12 Preview soal lainnya PPKn SMA Kelas 10 KD › Lihat soalApapun yang dilakukan pemerintah daerah haruslanh berdasarkan hukum yang berlaku. Pernyataan tersebut merupakan pengertian dari asas … _ A. tertib penyelenggaraan negaraB. kepentingan umumC. kepastian hukumD. keterbukaanE. proporsionalitas Sejarah Kelas XI IPA Semester 2 › Lihat soalNaskah proklamasi kemerdekaan dari Soekarno diketik oleh Sayuti Melik, dengan alasan…. a. agar tidak menimbulkan persepsi yang salah tentang teks proklamasi b. teks proklamasi Sokearno ada yang salah c. tidak dapat dibaca dengan mudah d. kertasnya sangat sederhana e. bahasanya kurang jelas Materi Latihan Soal LainnyaUSBN Matematika SD Kelas 6PTS Bahasa Indonesia Semester 1 Ganjil SD Kelas 5UH 1 PPKn SMP Kelas 9TIK SD Kelas 3Ujian PPKn SMP Kelas 7Masa Pra Aksara - IPS Bab 4 SMP Kelas 7Diagnostik IPS SMP Kelas 7PAI SMK Kelas 10Aqidah Ahlak MI Kelas 6Akuntansi Dagang - Ekonomi SMA Kelas 12 Tentang Soal Online adalah website yang berisi tentang latihan soal mulai dari soal SD / MI Sederajat, SMP / MTs sederajat, SMA / MA Sederajat hingga umum. Website ini hadir dalam rangka ikut berpartisipasi dalam misi mencerdaskan manusia Indonesia.
Everyone aspires to live in peace since a believer's life is never free from the trials and tribulations of life. People find it challenging to comprehend and experience the meaning of the peace that comes through Christ as a result. Some people even believe that God is a myth. In accordance with Colossians 315, the purpose of this study is to clarify the idea of living in peace in Christ. A syntactic text analysis methodology was employed in this text, focusing on the text itself and connecting it to other texts as well as a combination of books and journals. The findings demonstrate that, in of Colossians 315, a life of peace can only be found in Christ because He is the Only One capable of defeating human nature. However, believers need to experience union with the peace of Christ and allow Christ to reign in the heart. So that believers will continue to be nurtured by the love and grace of God that remains alive in damai merupakan dambaan dari semua orang sebab tantangan dan masalah hidup tidak pernah lepas dari kehidupan orang beriman. Hal ini membuat orang-orang sulit untuk mengerti dan merasakan arti damai sejahtera yang berasal dari Kristus. Bahkan ada yang beranggapan bahwa Tuhan tidak ada. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan konsep hidup damai sejahtera dalam Kristus menurut Kolose 315. Metode yang digunakan dalam teks ini adalah pendekatan analisis teks secara sintaksis yang fokus pada teks itu sendiri dan dihubungkan dengan teks-teks lainnya serta perpaduan dengan buku juga jurnal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan Kolose 315, hidup damai sejahterah hanya ada di dalam Kristus sebab Kristus adalah Pribadi yang bisa menaklukan hati manusia. Akan tetapi orang orang beriman perlu mengalami penyatuan dengan damai sejahtera Kristus dan mengizinkan Kristus yang memerintah didalam hati. Sehingga orang percaya akan terus dipelihara oleh kasih dan anugrah Allah yang tetap hidup dalam diri orang beriman. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal Salvation Volume. 3, Nomor. 1, Edisi Juli 2022 Copyright © 2022 The Authors. Published by Sekolah Tinggi Teologi Bala Keselamatan Palu This is an open acces article distributed under the CC Attribution-ShareAlike License Konsep Hidup Damai Sejahtera di dalam Kristus berdasarkan Kolose 315 Nursanti Magdalena Waruwu Sekolah Tinggi Teologi Purwokerto nursantiwaruwu Aricle Historis Submitted 14 Juni 2022 Revised 18 Juli 2022 Accepted 25 Juli 2022 DOI Scan this QR, Read Online Abstract Everyone aspires to live in peace since a believer's life is never free from the trials and tribulations of life. People find it challenging to comprehend and experience the meaning of the peace that comes through Christ as a result. Some people even believe that God is a myth. In accordance with Colossians 315, the purpose of this study is to clarify the idea of living in peace in Christ. A syntactic text analysis methodology was employed in this text, focusing on the text itself and connecting it to other texts as well as a combination of books and journals. The findings demonstrate that, in of Colossians 315, a life of peace can only be found in Christ because He is the Only One capable of defeating human nature. However, believers need to experience union with the peace of Christ and allow Christ to reign in the heart. So that believers will continue to be nurtured by the love and grace of God that remains alive in believers. Keywords Peace, Christ, Union in Christ, Believers Abstrak Hidup damai merupakan dambaan dari semua orang sebab tantangan dan masalah hidup tidak pernah lepas dari kehidupan orang beriman. Hal ini membuat orang-orang sulit untuk mengerti dan merasakan arti damai sejahtera yang berasal dari Kristus. Bahkan ada yang beranggapan bahwa Tuhan tidak ada. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan konsep hidup damai sejahtera dalam Kristus menurut Kolose 315. Metode yang digunakan dalam teks ini adalah pendekatan analisis teks secara sintaksis yang fokus pada teks itu sendiri dan dihubungkan dengan teks-teks lainnya serta perpaduan dengan buku juga jurnal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan Kolose 315, hidup damai sejahterah hanya ada di dalam Kristus sebab Kristus adalah Pribadi yang bisa menaklukan hati manusia. Akan tetapi orang orang beriman perlu mengalami penyatuan dengan damai sejahtera Kristus dan mengizinkan Kristus yang memerintah didalam hati. Sehingga orang percaya akan terus dipelihara oleh kasih dan anugrah Allah yang tetap hidup dalam diri orang beriman. Kata Kunci Damai Sejahtera, Kristus, Penyatuan di dalam Kristus, Orang Percaya M. Hia Kajian Eksegetikal Konsep Pengampunan dan Kasih… Jurnal Salvation e-ISSN 2623-193X 49 Pendahuluan Kehidupan setiap orang beriman tidak pernah lepas dari tantangan. Tantangan menjadi hal utama yang membuat orang beriman kehilangan kebahagiaan dan damai sejahtera. Kehidupan yang baik-baik saja belum tentu merasakan damai sejahtera. Misalnya kemunculan penyakit Covid di tahun 2019 membuat dunia guncang dan dihantui dengan rasa takut, Sehingga banyak orang menjadi sukar merasakan ketenangan. pemerintah telah memberikan keamanan dengan menjalankan protokol kesehatan. Tetapi hal itu tidak menjamin orang-orang hidup aman dan damai dari penyakit Covid. Penderitaan inilah yang menyebabkan semua orang kehilangan kedamaian dan ketenangan dalam hati. Semua orang memiliki hasrat supaya hidup dalam damai sejahtera, tidak peduli orang kaya atau miskin. Namun tantangan hidup membuat orang beriman sukar dan sulit ada dalam posisi tersebut. Toni Evans mengatakan bahwa damai sejahtera adalah mengalami kegembiraan akan Allah, jumlah uang di bank tidak jadi masalah karena hati penuh dengan kasih Allah. Manusia tidak bisa menjamin hatinya tetap dipenuhi oleh Allah karena hati merupakan hal yang sukar untuk diselami. Dalam hal ini penulis kurang setuju karena kurang menjamin bahwa kegemberiaan akan Allah akan tetap dirasakan oleh orang beriman dalam siatuasi apapun. Hal yang begitu langkah ketika ada orang yang terus hidup dalam kegembiraan akan Allah dalam kondisi sulit sekalipun. Dalam ajaran Harold Lee juga mengatakan bahwa ada kepastian yang memenangkan jiwa jika memilih jalan yang benar dan memiliki semua yang dimiliki Allah untuk hidup dalam bagian dari apa yang dimiliki Allah merupakan hal yang istimewa. Sebab hal itu akan membawa manusia hidup dalam sukacita dan bahagia. Akan tetapi pada disisi lain tantangan dan cobaan selalu sejalan dengan realita hidup. Ini membuat orang beriman dilema akan kehadiran Allah sehingga menjadi ragu dan akhirnya tidak mendapat bagian dari yang dimiliki Allah. Dari beberapa pendapat diatas mendorong penulis ingin menulis dan meneliti konsep hidup damai sejahtera dalam Kristus khusus menurut Kolose 315. Disini Paulus sebagai penulis dari surat Kolose menyatakan bahwa hidup damai sejahtera hanya ada di dalam Kristus karena hanya Kristus yang bisa menaklukan hati manusia. Dengan begini kepenuhan dan kemenangan serta kesempurnaan untuk hidup damai akan menjadi bagian dalam kehidupan setiap orang beriman. Manase berkata damia sejahtera hanya ada didalam Kristus sebab dengan Kristus ada perlindungan, pemeliharaan serta Allah turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan kepada orang-orang beriman. Hal yang perlu di lakukan untuk hidup damai di dalam Kristus adalah mengalami penyatuan dengan Kristus dan mengizinkan Toni Evans, No Titleeologi Allah Malang Gandum Mas, 1999, 314. Harold B. Lee, “Bab 22 Damai Sejahtera Bagi Jiwamu.” Manase Gulo, “Mengelola Perbedaan Menjadi Sebuah Kekayaan Suatu Analisis Teks Kolose 312-17,” Jurnal Manna Rafflesia 7, no. 1 2020 42. M. Hia Kajian Eksegetikal Konsep Pengampunan dan Kasih… Jurnal Salvation e-ISSN 2623-193X 50 Kristus memeritah di dalam hati. Harapan dalam tulisan ini, semoga bermanfaat bagi pembaca agar memahami konsep hidup damai sejahtera dengan iman kepada Kristus sehingga dapat merasakan keindahan rohani bersama dengan Allah. Metode Penelitian Dalam tulisan ini, penulis menggunakan beberapa metode yaitu penulis menggunakan eksposisi yaitu menguraikan dan memaparkan teks dalam menemukan semantic content dalam teks tersebut. Penulis fokus pada teks itu sendiri dan juga berinteraksi dengan teks-teks lain di dalam Alkitab yang berhubungan dengan semantic atau makna. Penulis juga menggunakan buku dan juga jurnal yang telah terbit untuk mendukung argumen penulis. Kemudian penulis membuat kesimpulan berdasarkan analisis teks yang telah dipaparkan. Pencarian bersifat christ centered dan panduan dari buku juga jurnal. Kajian dari semantic content akan diringkas dan dirumuskan untuk membentuk sebuah konsep teologi. Seperti Hendi yang mengatakan bahwa konsep teologi adalah doktrin atau ajaran yang ditemukan dan akan di buat menjadi sebuah aplikasi bagi kehidupan spiritual orang percaya berdasarkan doktrin dan Pembahasan Syntactic Form Hasil penelitian terhadap Kolose 315 dengan menggunakan syntactic form adalah sebagaimana yang tertuang pada diagram Gulo, “Konsep Pencobaan Menururt Yakobus 1 12-15” 1, no. 2 2020 167. M. Hia Kajian Eksegetikal Konsep Pengampunan dan Kasih… Jurnal Salvation e-ISSN 2623-193X 51 Terjemahan Literal Dan hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah/wasit dalam hatimu, karena itulah kamu telah di panggil menjadi satu tubuh. Dan bersyukur. Konteks Histori Kota Kolose terletak di tepi selatan sungai Lycus di wilayah Frigia daerah yang rawan gempa. Ahli geografi Yunani Strabo menggambarkan kota Kolose pada masanya sebagai polisma atau kota kecil yang pada akhirnya lembah Lycus yang bergabung dengan kekaisaran Romawi sampai pada masa Paulus. Beberapa sumber mengatakan bahwa kota Kolose merupakan pusat dagang kuno yang semakin lama memudar kejayaannya. Kitab Kolose merupakan sepucuk surat Paulus kepada orang-orang Kolose tentang pemberitaan injil. Alasan Paulus menulis surat ini karena ada ajaran yang mempengaruhi mereka. Jemaat Kolose menerima ajaran palsu yang menyesatkan iman mereka kepada Kristus. Akibat dari ajaran tersebut, banyak dari orang-orang Kolose jatuh dalam kekhalifahan, mereka berpikir bahwa diri mereka lebih baik dari orang lain dan merasa paling tahu tentang misteri-misteri alam semesta. Paulus menekankan bahwa pokok penting dari surat ini adalah Yesus Kristus sungguh memberi keselamatan yang sempurna dan kedamaian hidup hanya ada didalam Kristus. Ajaran-ajaran lainnya itu hanya menjauhkan orang percaya kepada Kristus yang adalah sumber kedamaian. Karena itu surat Kolose ini menekankan tentang ajaran yang benar bahwa penebusan hanya datang melalui Yesus Kristus. Untuk memperoleh hidup dalam kedamain Kristus maka orang percaya perlu menyatu dengan kedamaian kristus dan memberi diri di pimpin oleh kedamian Kristus untuk memerintah dalam hati yang sulit di selami oleh manusia. Paulus memberitakan Injil supaya orang-orang percaya mengenal Kristus sang pemberi hidup. Supaya orang percaya tidak jatuh pada ajaran sesat. Pembahasan Dalam teks Kolose 315 ini, di awali dengan kata εἰρήνη artinya damai. Kata ini sebagai subjek atau pelaku utama dari kata kerja. Sehingga dapat diartikan sebagai upaya manusia agar Kristus berkuasa dalam hati orang percaya. Karena Allah adalah sumber kasih karunia yang memanggil manusia untuk merasakan kedamaian-Nya. Kata kerja βραβευέ brabeueto merupakan verb imperative present active 3rd person singular dari kata βραβεύ. Kata βραβευέ memiliki arti yaitu sebagai wasit atau hakim’. Ungkapan kata wasit atau hakim ini menunjukkan bahwa Kristus yang menjadi penguasa yang memerintah dalam hati. Wasit berperan sebagai pemberi keputusan ketika terjadi perbedaan pendapat Michael F. Bird, Colossians & Philemon ANew Covenant Commentary, ed. Craig Keener Inggris The Lutterworth Press, 2009, 17. John Drane, Memahami Perjanjian Baru Jakarta PT BPK Gunung Mulia, 1996, 380. M. Hia Kajian Eksegetikal Konsep Pengampunan dan Kasih… Jurnal Salvation e-ISSN 2623-193X 52 dan perselisihan, maka damai sejahtera yang memberi keputusan sehingga tidak terjadi pertengkaran. Damai sejahtera ini adalah damai sejahtera yang diciptakan oleh Kristus yang dihasilkan melalui kasih penyaliban-Nya di atas kayu salib. Jadi dalam penyaliban Kristus membawa orang percaya pada persatuan akan hidup rukun sehingga tidak terjadi perselisihan dan masalah dalam kehidupan mereka sebagai umat Allah. Yesus Kristus menunjukkan bahwa hanya Dialah satu-satunya Pribadi yang bisa menaklukan hati manusia yang telah jatuh dalam dosa. Pada saat manusia jatuh kedalam dosa maka manusia menjadi rusak dan terpisah dengan Allah yang adalah sumber kedamaian dalam hidup. Dosa manusia membawa mereka lebih cenderung melakukan kejahatan dan hati mereka melakukan dosa manusia dalam dosa membuat mereka menjadi orang yang susah melakukan kebaikan karena natur manusia rusak akibat dosa. Manusia putus hubungan dengan Allah sehingga kedamaian tidak ada didalam hati manusia. Pernyataan pengakuan iman Belgia yang menyatakan bahwa ketidak mampuan manusia melakukan apa yang benar-benar baik membuat mereka tidak mendapatkan pemurnian dan kedamain hati dari mampuan ini membawa manusia pada kehidupan yang rumit bahkan bukan hanya tidak mampu melakukan kebaikan namun manusia juga susah memahami kebaikan itu. Manusia yang hidup dalam dosa tidak mungkin memiliki damai sejahtera dalam hidup. Tidak ada ketenangan dalam diri karena dosa yang memerintah dan berkuasa dalam diri manusia. Karena itu Paulus berkata Tuhan Yesus Kristus dan Allah Bapa kita yang dalam kasih karunia-Nya telah mengasihi manusia serta menganugerahkan penghiburan abadi dan pengharapan kepada mereka yang percaya 2 Tesalonika 216.Jadi Paulus menawarkan kepada orang Kristen bahwa hanya dengan kasih Karunia dan Anugerah Allah melalui Yesus Kristus yang mampu mengubah natur manusia berdosa menjadi natur asli hidup kudus dihadapan Allah. Bagi Marthin Luther damai sejahtera adalah pemulihan hubungan dengan Tuhan. Orang yang mengalami pemulihan hubungan dengan Tuhan Yesus Kristus dengan sendirinya kedamaian itu mengalir seperti air didalam dirinya. Hendi juga menuliskan dalam bukunya bahwa orang yang telah menerima Kristus dalam hidupnya akan mengalami pemurnian dan kekudusan serta kedamaian dalam hati karena Kristus yang sepenuhnya bekerja didalam dirinya. Mengalami kedamaian Kristus dalam hati, sebagai orang percaya harus merespon anugerah Allah sebab dengan anugerah tersebut merupakan Gulo, “Mengelola Perbedaan Menjadi Sebuah Kekayaan Suatu Analisis Teks Kolose 312-17.” Edwin H. Palmer, Lima Pokok Calvinisme, ed. Solomon yo Robby Moningka, Irwan Tjulianto Surabaya Momentum, 2008, 8. Palmer, Lima Pokok Calvinisme. Alkitab Jakarta Lembaga Alkitab Indonesia, 2008, 583. Aripin Tambunan, Tetap Beriman Kristen Di Era Postmos, Murwa. Jakarta PT Kanisus, 2021, 91. Hendi Wijaya, Formasi Rohani Fondasi, Purifikasi, Dan Deifikasi Yogyakarta Leutikaprio, 2018, 122. M. Hia Kajian Eksegetikal Konsep Pengampunan dan Kasih… Jurnal Salvation e-ISSN 2623-193X 53 dasar utama yang diperlukan hati untuk mengalami pemulihan dan kedamaian hati yang baru didalam Kristus. Sebab damai sejahtera itu bermula dari hati dan perasaan bukan dari sesama yang berinteraksi. Hendi menuliskan dalam bukunya di Inspirasi kalbu 5, mengatakan bahwa hanya Kristus satu-satunya Pribadi yang bisa menguduskan hati dan watak manusia yang telah rusak. Hal ini menegaskan bahwa Kristus adalah fondasi iman yang harus dimiliki orang beriman. Karena kedamaian ada didalam hati dan watak yang kudus yang telah disucikan oleh Yesus Kristus. Orang-orang beriman perlu melakukan kekudusan dengan membuka hati dan pikiran serta mengizinkan Kristus masuk berperan dan berkarya penuh didalam hati. Karena itu, dapat dimengerti bahwa Kedamaian tidak ditentukan dengan seberapa buruknya penderitaan yang dialami atau seberapa banyak uang yang dimiliki saat ini, namun damai sejahtera bisa dirasakan saat hati mengalami kekudusan dan hati yang suci dihadapan Allah. Kedekatan manusia kepada Allah salah satu hal yang memicu munculnya damai sejahtera sekalipun hidup dalam keadaan tidak baik. Tidak bisa di sangkal bahwa Yesus Kristus adalah jalan keluar untuk memperoleh kembali kedamaian dalam hidup manusia. Karena Yesus sepenuhnya kasih yang memelihara hidup. Hendaklah Kristus memerintah atau wasit dalam hatimu. Kata kerja memerintah dalam bahasa aslinya βραβεύ, ini secara aktif menjadi wasit dalam hati. Damai sejahtera Kristus yang memutuskan segala keputusan dalam diri orang percaya. Dengan damai sejahtera Kristus akan membawa orang percaya pada ucapan Syukur kepada Allah sebab Firman Allah berdiam didalam hatinya. Kata Firman Kristus mengacu pada pesan tentang kekayaan hikmat akan Tuhan yang akan membimbing dan memperingati orang percaya dalam segala sesuatu. Jadi orang percaya tidak memerlukan penglihatan khusus untuk meningkatkan hikmat yang telah dimiliki dalam Firman Kristus karena hikmat Kristuslah yang menjadi wasit atau hakim dalam memerintahkan hati manusia. Kristus adalah Pribadi yang mampu mengubah hidup manusia kejalan yang benar serta memperbaharui kembali hati yang hancur karena dosa. Melalui Yesus Kristus semua orang yang percaya dibenarkan dari segala yang tidak bisa dibenarkan dan memperoleh kasih kemurahan Allh dalam hidup. Cara kerja damai Kristus adalah memerintah dalam hati dan pikiran manusia. Menerima Yesus itu tidak dalam bentuk pasif melainkan menerima Yesus itu bersifat aktif. Yesus Kristus yang hidup didalam hati orang beriman, akan memerintah dan berkuasa sehingga menghasilkan damai Kasih Hendi, Inspirasi Kalbu 5 Yogyakarta Leutikaprio, 2022, 88. Dacid E. Garland, The Niv Colossians/Philemon Application Commentary, ed. Klyne Snodgrass Eugene Peterson, Marianne Meye Thompson, Scot Mcknight Komentar Aplikasi NIV, 1998, 285. John R. Tan, Paulus Rasul Kristus Ke-13 Jakarta Seminari Bethel Publishing, 2007, 32. M. Hia Kajian Eksegetikal Konsep Pengampunan dan Kasih… Jurnal Salvation e-ISSN 2623-193X 54 Kristus. Damai tidak bekerja diluar diri manusia tetapi bekerja didalam hati. Mengalami kedamaian itu tidak bergantung pada apa yang sedang terjadi disekitar kehidupan orang beriman melainkan bagaimana hati tenang dengan keadaan hidup yang sulit. Ketika Yesus Kristus memberikan nyawah-Nya kepada dunia maka Darah Kristus yang mengalir diatas salib menjadi jalan perdamaian manusia dengan Allah. Penyaliban Yesus menjadi bukti bahwa Allah begitu mencintai dan peduli dengan ketenangan dan kedamaian hidup manusia. Dalam kematian Yesus Kristus di atas disalib memberikan data penting bagi orang beriman bahwa salib Kristus merupakan jendela atau jalan untuk memperoleh kembali damai sejahtera dan hidup benar di hadapan Allah melalui iman percaya kepada Kristus. Iman, Anugerah dan lahir baru menjadikan manusia sebagai anak-anak Allah yang memiliki benih Ilahi setelah menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dalam hidup. Betapa besar pengorbanan yang dilakukan oleh Kristus dalam memperdamaikan manusia. Melalui salib, Kristus mati dan ini menyadarkan manusia untuk melihat akan kebenaran Allah yang agung dari kasih Allah untuk manusia. Kasih adalah bagian dari keberadaan Allah dan sifat Allah. Jadi perlu untuk dipahami bahwa damai sejahtera yang sesungguhnya hanya ada di dalam Kristus sebab Kristus satu-satunya Pribadi yang bisa menaklukan dan meluluhkan hati manusia. Mengakui Kristus sebagai Tuhan dan juruselamat membawa kedamaian yang abadi didalam hati. Tidak hanya itu kasih damai sejahtera yang ada pada Kristus menjadi bagian dari yang kita miliki. Dalam eksegesis Kolose 315 ini menegaskan kembali kepada orang beriman bahwa hendaklah hatimu dikuasai oleh kristus sebab bersama dengan Kristus damai itu pasti ada dan menjadi nyata. Kehendak Tuhan Yesus Kristus adalah agar manusia menjadi pencipta damai bukan hanya pemilik/pemerintah melainkan bisa menciptakan damai itu sendiri. Sebab kuasa Kristus ada dalam hati yang diwujudkan dengan tindakan kasih. Sebab itu orang beriman perlu menegaskan damai Kristus dalam dirinya dari segala aspek kehidupannya. Karena itu hiduplah di bawah kasih karunia Allah artinya roh, jiwa, dan tubuh dihidupi oleh energi ilahi Allah melalui Roh Kudus. Mengundang Roh Kudus harus dengan doa dengan penuh iman. Dengan doa maka iman menjadi nyata dan Roh Kudus mengalir hidup dalam diri orang percaya. Hendi mengatakan bahwa doa membawa orang-orang percaya terus bersinergi tanpa henti dengan Allah yang dibuktikan dalam bentuk perbuatan baik yang sesuai dengan kebenaran Allah. Inil artinya orang beriman tidak lagi dikuasai oleh nafsu dan dosa. Melainkan hidup oleh kasih karunia Allah yang merupakan energi ilahi yang memberi hidup pada iman yang telah mati. Dengan menghilangkan segala kedagingan maka Kristus berkenan tinggal dan berdiam dalam hati. Sehingga damai sejahtera Tuhan menjadi nyata bagi orang kristen. Jadi Yesus kristus adalah Pribadi yang Hendi Wijaya, Inspirasi Kalbu 4 Yogyakarta LeutikaPrio, 2020. Warren W. Wiersbe, Nyata Di Dalam Kristus Bandung Yayasan Kalam Hidup, 1996, 133. Hendi Wijaya, Inspirasi Kalbu 2 Yogyakarta Leutikaprio, 2018, 12. M. Hia Kajian Eksegetikal Konsep Pengampunan dan Kasih… Jurnal Salvation e-ISSN 2623-193X 55 membawa kedamaian dan sukacita dalam hidup orang beriman. Mengalami damai sejahtera Kristus, beberapa hal yang perlu dilakukan dalam hidup adalah Menyatu Dengan Kedamaian Kristus Semua orang pasti hidup dalam penderitaan pada saat manusia pertama jatuh dalam dosa. Banyak yang tersandung, jatuh, dan hidup dalam keputusasaan bahkan tidak berusaha bangkit dari keterpurukan yang terjadi. Kekuatan-kekuatan jahat menyelimuti jalan dengan rintangan-rintangan yang berkabut yang sering kali berusaha untuk menyesatkan manusia ke jalan yang salah. Namun Allah yang adalah kasih menyatakan diri-Nya melalui Pribadi Yesus Kristus yang berinkarnasi menjadi manusia di dunia. Logos Allah hidup ditengah-tengah manusia dapat didengar, disentuh, dilihat, disaksikan, dan diberitakan serta dituliskan oleh para Rasul menjadi Injil 1 Yoh 11-4 sehingga Injil menjadi energi ilahi yang menyelamatkan setiap orang yang percaya Rom 116. Logos Allah yang telah menjadi daging dalam tubuh Yesus Kristus menjadi jalan agar manusia mengenal pribadi Allah yang adalah kasih. Barang siapa yang mendengar dan menjadi percaya dengan injil maka Logos Allah akan lahir dalam hatinya. Logos berinkarnasi di dalam hati Rom 55 melalui karya Roh Kudus seperti Inkarnasi Kristus di dunia melalui Rahim Maria oleh karya Roh melalui inkarnasi Yesus Kristus menjadi jalan masuknya Injil di dalam hati manusia secara personal. Mengenal injil maka memberi diri untuk dibaptis dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus. Lahir baru orang percaya mengalami penyatuan dengan Allah sehingga kedamaian mengalir dalam kehidupan orang beriman. Mengalami penyatuan dengan Kristus membawa perubahan dalam hidup yang buruk ke kehidupan yang lebih baik. Yesus lahir dihati manusia dan membuat roh jiwa menjadi hidup sehingga menjadi manusia baru yang tumbuh dewasa seperti Kristus. Hendi mengatakan bahwa Kristus memanggil manusia untuk mengalami kemuliaan-Nya yang kekal dan menerima kasih karunia yang tiada henti mengalir dalam hidup kita. Lewat penyatuan ini maka orang beriman menjadi alat yang di pakai Tuhan untuk menciptakan kedamaian di dunia. Pada saat manusia mengizinkan Tuhan Yesus Kristus berkuasa dalan hati dan mengalami penyatuan dengan-Nya maka tanggung jawab mereka adalah memancarkan kedamaian dan kasih Allah kepada sesama manusia. Kasih kepada sesama merupakan bukti penyatuan hati dengan Tuhan Yesus Kristus. Ia bekerja sesuai dengan peraturan dan hukam yang di berikan Tuhan kepada dunia. Jadi mengalami penyatuan dengan Kristus membuat hubungan yang rusak menjadi pulih kembali. Hingga pada akhirnya orang percaya mengalami kedamaian dengan Tuhan melalui hati nurani. Hendi, “Inspirasi Kalbu 3” 2019 180. Wijaya, Formasi Rohani Fondasi, Purifikasi, Dan Deifikasi. M. Hia Kajian Eksegetikal Konsep Pengampunan dan Kasih… Jurnal Salvation e-ISSN 2623-193X 56 Pemulihan hubungan dengan Tuhan membuat orang-orang beriman memiliki ketenangan diri dan pikiran yang positif. Pikiran positif yang ada dalam diri orang beriman dinyatakan melalui perilaku, cinta kasih ketenangan dan kedamaian. Damai sejahtera yang dimiliki orang beriman memungkinkan mereka dapat berdamai dengan sesama manusia sehingga tidak saling membenci. Tetapi saling menanggung beban satu sama lain dengan sabar dan penuh kasih. Itulah sebabnya alasan Paulus meletakkan kesabaran setelah damai sejahtera. Ketika seseorang dibenarkan oleh iman melalui Yesus Kristus maka pada saat itu ia memiliki damai sejahtera roma 51. Memiliki damai sejahtera dengan Allah berarti seseorang telah menerima rekonsiliasi dengan Tuhan. Itulah sebabnya, damai sejahtera merupakan tanda dari anak-anak Allah yang selalu membawa damai dalam berelasi, baik dengan Tuhan, keluarga dirumah dan juga sesama anggota jemaat lainnya digereja. Kedamian Kristus Yang Memerintah Dalam Hati Kasih anugerah Allah yang memperkenankan orang beriman untuk mengalami penyatuan dengan Kristus Anak Tunggal-Nya sehingga kedamaian Kristus memerintah dalam hati manusia. Kata memerintah dalam bahasa aslinya adalah βραβευέ merupakan imperative of command yang berfungsi untuk menyatakan perintah langsung, dimana memiliki otoritas dan hak memberi perintah tersirat didalamnya terhadap kata εἰρήνη. Dalam hal ini jelas bahwa kata βραβευέ memiliki makna sebagai wasit yang memerintah dalam hati sehingga tidak salah melakukan tindakan. Ungkapan menjadi wasit yang memerintah menunjukkan bahwa ketika ada perbedaan dan perselisihan, damai sejahtera Kristus yang menghentikan pertengkaran dan perbuatan buruk tersebut. Dalam hal ini menghidupkan damai sejahtera Kristus dalam hati membawa orang kristen pada pemurnian jiwa di hadapan Allah. Hendaklah damai sejahtera Kristus yang memerintah dalam hatimu suatu perintah setelah menjadi orang yang beriman dan percaya kepada Kristus Yesus. Dosa dan kebiasaan-kebiasaan buruk yang harus dibuang oleh orang beriman agar tidak saling mendustai namun memiliki kedamaian Kristus yang tetap tinggal didalam hati itu hendaklah segala yang kamu lakukan semuanya itu lakukan dalam nama Yesus sebab Dialah yang memerintah dalam hatimu. Apa yang menjadi tindakan, itu keluar dari hati yang diperintahkan oleh Kristus. Prinsip memerintah di dalam hati ini tidak bersifat pasif melainkan aktif. Dalam bahasa aslinya mengandung present aktif yang berfungsi sebagai tindakan yang terus menerus dilakukan. Jadi memerintah menuntun orang kristen untuk terus bersinergi dengan Kristus. Untuk bisa bersinergi Tambunan, Tetap Beriman Kristen Di Era Postmos. Gulo, “Mengelola Perbedaan Menjadi Sebuah Kekayaan Suatu Analisis Teks Kolose 312-17.” Robert G Bratcher dan Eugene A Nida, Surat-Surat Paulus Kepada Jemaat Di Kolose Dan Kepada Filemon Jakarta Yayasan Karunia Bakti Budaya Indonesia, 2002, 73. M. Hia Kajian Eksegetikal Konsep Pengampunan dan Kasih… Jurnal Salvation e-ISSN 2623-193X 57 dengan Kristus seseorang harus menjalani proses latihan dan disiplin tubuh jasmani. Askesis dan sinergi dimulai dari penyucian manusia batiniah jiwa dengan perangkatnya seperti nous dan hati untuk memiliki satu target yaitu nous Kristus yang menerangi manusia lahiriah tubuh dengan anggota-anggotanya. menjalani askesis secara aktif dan rutin akan mambantu orang-orang Kristen supaya Kristus tinggal dan berdiam didalam dirinya. Perjalanan hidup orang beriman adalah menuju kesempurnaan seperti Kristus. Kristus yang memancarkan kedamaian Allah melalui tindakan kasih. Tidak ada kedamaian di luar dari Kristus yang mati untuk manusia berdosa. Karena itu kenakanlah kasih karunia Allah yang menyertai dan memelihara hati dan hidupmu. Sikap kasih seperti Kristus menjadi pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan dari segala sesuatu. Oleh karena itu, Memiliki bagian dari apa yang dimiliki Allah agar hidup ini menjadi berkat yang dipakai Allah untuk memberkati banyak orang. Tindakan kasih dapat menyucikan hati yang murni dihadapan Allah. Yang dinyatakan dengan perkataan, sikap dan tindakan yang baik kepada sesama manusia. Kesimpulan Hidup bersama Kristus adalah pilihan yang tepat bagi semua orang sebab bersama Kristus kedamaian hidup mengalir masuk dalam hati orang beriman. Sedangkan orang yang hidup di luar dari Kristus tidak menjamin hati penuh dengan damai. Sebab hanya Kristus yang bisa menaklukan hati orang yang sulit di selami. Memang hidup tenteram dan bahagia adalah impian banyak orang tidak peduli masih lajang maupun sudah berkeluarga, tua atau muda, kaya atau miskin, semua orang tentu memimpikan hal yang demikian. tenteram dan bahagia lebih kekedamaian pikiran dan hati bukan tentang seberapa banyak materi yang bisa membuat hidup lebih bahagia. Mungkin ada begitu banyak orang miskin di dunia, mereka hidup serba kurang namun hal yang menakjubkan hidupnya bahagia. Ada pula yang berpenghasilan puluhan juta bahkan milyaran perbulan namun hidupnya tidak bahagia. Dari penelitian dan analisis data serta penjelasan dari semantic telah membuktikan tanpa Kristus tidak ada jaminan bahwa hati dipenuhi dengan ketenanga dan suka cita. Teks kolose 315 memberi penjeladan bahwa Kristus adalah Pribadi yang menaklukan hati manusia baik dalam keadaan suka maupun dalam keadaan sulit sekalipun. Karena surat Paulus kepada jemaat Kolose menegaskan kedamaian dan ketenangan hanya ada saat mengalami penyatuan dengan kedamaian Kristus serta menginkan Tuhan memerintah dalam hati. Paulus tidak meminimalkan kekhawatiran, masalah dan kesulitan hidup namun ia menasihatkan supaya hal-hal itu tidak berkuasa dalam diri orang beriman. Hendi, Inspirasi Kalbu 5. Adina Chapman, Pengantar Perjanjian Baru, Yahya Rama. Bandung Yayasan Kalam Hidup, 1995, 103. M. Hia Kajian Eksegetikal Konsep Pengampunan dan Kasih… Jurnal Salvation e-ISSN 2623-193X 58 Jadi hidup damai dan bahagia tidak ditentukan seberapa banyak uang dan harta yang dimiliki tetapi tergantung sejauh mana hati seseorang melangkah sama Kristus. Seberapa besar cinta dan kerinduan untuk hidup bersama Kristus. Pulihnya hubungan dengan Kristus menjadi jalan untuk hidup dalam kedamaian. Karena damai sejahtera adalah anugerah Allah bagi manusia. Melalui hubungan yang baik dengan Allah memampukan orang percaya untuk memelihara kedamaian dan kesucian hati. Semua orang pasti mengalami berbagai macam penderitaan hidup. Tetapi Ketika hati berpaling kepada Kristus, meminta Kristus tinggal dalam dirinya, maka dengan lembut kasih Kristus melepaskan mereka dari kecemasan dan kekhawatiran yang membebani hidup. hati yang rindu dengan kedamaian, akan menuntun orang-orang untuk mencari Kristus. Mengucap syukurlah kepada Tuhan dalam segala hal karena dengan mengucap syukur memberikan kekayaan akan kedamaian Kristus dalam hati orang-orang beriman. Referensi Bird, Michael F. Colossians & Philemon ANew Covenant Commentary. Edited by Craig Keener. Inggris The Lutterworth Press, 2009. Chapman, Adina. Pengantar Perjanjian Baru. Yahya Rama. Bandung Yayasan Kalam Hidup, 1995. Drane, John. Memahami Perjanjian Baru. Jakarta PT BPK Gunung Mulia, 1996. Evans, Toni. No Titleeologi Allah. Malang Gandum Mas, 1999. Garland, Dacid E. The Niv Colossians/Philemon Application Commentary. Edited by Klyne Snodgrass Eugene Peterson, Marianne Meye Thompson, Scot Mcknight. Komentar Aplikasi NIV, 1998. Gulo, Hiskia. “Konsep Pencobaan Menururt Yakobus 1 12-15” 1, no. 2 2020 165–179. Gulo, Manase. “Mengelola Perbedaan Menjadi Sebuah Kekayaan Suatu Analisis Teks Kolose 312-17.” Jurnal Manna Rafflesia 7, no. 1 2020 42. Hendi. “Inspirasi Kalbu 3” 2019 180. ———. Inspirasi Kalbu 5. Yogyakarta Leutikaprio, 2022. Hendi Wijaya. Inspirasi Kalbu 4. Yogyakarta LeutikaPrio, 2020. Lee, Harold B. “Bab 22 Damai Sejahtera Bagi Jiwamu.” Nida, Robert G Bratcher dan Eugene A. Surat-Surat Paulus Kepada Jemaat Di Kolose Dan Kepada Filemon. Jakarta Yayasan Karunia Bakti Budaya Indonesia, 2002. Palmer, Edwin H. Lima Pokok Calvinisme. Edited by Solomon yo Robby Moningka, Irwan Tjulianto. Surabaya Momentum, 2008. Tambunan, Aripin. Tetap Beriman Kristen Di Era Postmos. Murwa. Jakarta PT Kanisus, 2021. Tan, John R. Paulus Rasul Kristus Ke-13. Jakarta Seminari Bethel Publishing, 2007. Wiersbe, Warren W. Nyata Di Dalam Kristus. Bandung Yayasan Kalam Hidup, 1996. Wijaya, Hendi. Formasi Rohani Fondasi, Purifikasi, Dan Deifikasi. Yogyakarta Leutikaprio, 2018. ———. Inspirasi Kalbu 2. Yogyakarta Leutikaprio, 2018. Alkitab. Jakarta Lembaga Alkitab Indonesia, 2008. “Bible Works 10,” ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Yayasan Kalam HidupAdina ChapmanYahya Pengantar Perjanjian BaruRamaChapman, Adina. Pengantar Perjanjian Baru. Yahya Rama. Bandung Yayasan Kalam Hidup, 1995. Drane, John. Memahami Perjanjian Baru. Jakarta PT BPK Gunung Mulia, 1996. Evans, Toni. No Titleeologi Allah. Malang Gandum Mas, Niv Colossians/Philemon Application CommentaryDacid E GarlandGarland, Dacid E. The Niv Colossians/Philemon Application Commentary. Edited by Klyne Snodgrass Eugene Peterson, Marianne Meye Thompson, Scot Mcknight. Komentar Aplikasi NIV, GuloGulo, Hiskia. "Konsep Pencobaan Menururt Yakobus 1 12-15" 1, no. 2 2020 GuloGulo, Manase. "Mengelola Perbedaan Menjadi Sebuah Kekayaan Suatu Analisis Teks Kolose 312-17." Jurnal Manna Rafflesia 7, no. 1 2020 H PalmerLima Pokok CalvinismePalmer, Edwin H. Lima Pokok Calvinisme. Edited by Solomon yo Robby Moningka, Irwan Tjulianto. Surabaya Momentum, 2008.
apa yang terjadi apabila manusia tidak memiliki damai sejahtera